Kamis, 26 September 2013

Hati Dan Jilbab Putih (Part 2)

Hanya ini yang terucap di bibir pucatnya saat hujan membasahi tubuh si pria,
dikala kegundahan dan kerisauannya dengan apa yg harus dilakukannya,
si pria kembali di pertemukan dengan seorang wanita yg sedang menyusuri jalan yg becek dengan sebuah payung berwarna merah hati di tangannya.
si pria hanya memandang wajah wanita yg sedang berjalan di depannya dengan wajah pucatnya dan mata sayunya.
  
“ada apa sih km ngeliatin saya sampai segitunya” 
si wanita membentak si pria
si pria hanya diam dan tersenyum manis memandangi wajah si wanita

“maaf ya…saya gak punya banyak waktu ngelayani orang yg gak jelas seperti anda”
kembali si wanita berkata ketus seraya pergi meninggalkan si pria
 dengan sisa tenaga yg ada, si pria berusaha berdiri dr duduknya dengan kakinya yg mulai tak sanggup menahan berat tubuhnya,
                   
“maa…maa…af mbak”
suara gemetar si pria memanggil wanita tsb

“ada apa lagi sih, saya buru-buru lho”
si wanita mulai menunjukkan rasa tdk bersahabatnya

“saya sudah lelah berjalan mbak, untuk mencari siapa yg ingin menerima bungkusan ini mbak, saya gak tau harus kemana lagi melangkah dan saya tdk tahu lagi harus berbuat apa agar orang mau menerima ini mbak”

suara si pria tergetar dengan air mata yg bercampur dengan air hujan.

“trus, apa urusannya dengan saya coba”
bentak si wanita

“jangan bilang kamu minta saya menerima bungkusan usang kamu ini, maaf saya gak tertarik sama sekali” 
celetuk si wanita sambil menunjuk kearah hati si pria yg di bungkus jilbab putih yg tlah usang bercampur darah dan air hujan.
“dari bentuk dan bungkusnya saja saya sudah tdk tertarik” 
kembali penolakan keluar dr mulut si wanita.

“Assalammualaikum” tiba2 terdengar suara merdu dari belakang si pria
“waalaikumsalam” si pria menjawab dan berbalik badan, dan betapa terkejutnya si pria ketika melihat di belakangnya ada seorang wanita manis, putih dengan jilbab putih menutupi rambutnya, yg tlah basah karena hujan.

 “ketika semua keinginan kita tidak terkabul, itu kehendak Allah mas, ketika kita harus sakit itu mau allah, ketika kita bahagia itu jg krn allah, simpan air mata mas”
“kalau saya boleh tau apa sih yg tersembunyi dari bungkusan jilbab putih itu mas”
si wanita berjilbab bertanya dengan lebutnya,

dengan perlahan dan ragu si pria membuka bungkusan jilbabnya,
“astagfirullahhalazim” 
wanita berjilbab terkejut dan dia pun tak kuasa menahan air matanyaketika melihat isi dari bungkusan itu,

“ii..ini hati siapa mas” 
siwanita bertanya dengan suara yg parau

“hati saya mbak, saya ingin memberikan hati ini, tapi sy tdk tahu apakah ada yg mau menerimanya”
“kenapa hati ini ada di luar mas, kenapa hati ini mas genggam” 
Tanya si wanita penasaran.

“hati ini sudah terlalu lama mbak di dalam tubuh ini,”
“ketika ia berada di lama, banyak orang yg tak percaya dengan hati ini”
“mungkin dengan saya genggam hati ini orang2 akan mengerti akan ketulusannya”
“orang2 akan mengerti akan kesungguhannya mbak”

jelas si pria dengan mata yg makin sayu

“jadi….maksudnya mas” si wanita heran dan penasaran
sebelum si pria menjawab, si wanita kembali terkejut saat melihat dada si pria yg tlah terluka.

“ya Allah,,jd mas melukai dada mas demi menunjukkan ketulusah hati ini”

air mata si wnaita berjilbab semakin tak terbendung,seraya memegang luka di dada si pria.
suasana makin hening, dan seketika wanita yg sinis tadi pun meneteskan air mata, melihat apa yg terjadi di depan matanya,

“kalau mas izini saya akan menjaga hati ini buat mas, saya akan merawatnya dan saya akan selalu menyayanginya selalu mas”

“jujur, saya sangat merasakan kesungguhan dan ketulusan dari hati ini mas”

pinta si wanita dan mengambil hati dari tangan si pria
 si pria hanya bisa meneteskan air mata, dan berkata

“trima kasih mbak, klu mbak ikhlas, saya akan percayakan hati saya kepada mbak”
“jika suatu saat nanti mbak membutuh kan bantuan untuk menjaga hati ini, saya ikhlas kalau mbak mencari hati lain untuk menjaganya”

“maksud mas” si wanita bingung.
“mungkin saya gak akan bisa merasakan ketulusan hati mbak saat ini”
“mungkin saya gak akan bisa melihat dan merasakan hati saya bersanding bersama hati mbak di dunia ini”
“tapi saya yakin, setelah kehidupan di dunia ini kelak saya akan merasakan semua yang saya dambakan”

Jelas si pria dengan suara terbata2nya
seketika itu juga kaki si pria tak sanggup lagi menopang berat tubuhnya, dan si pria pun jatuh terbaring di atas tanah yg basah,
dengan spontan si wanita duduk di tanah basah dan meletakkan kepala si pria di pangkuannya,

 “kasih sayang mbak akan saya rasakan di kehidupan setelah kehidupan dunia ini mbak, saya akan menunggunya mbak”
“trima kasih krn mbak tlah percaya dengan ketulusan hati saya”

 “mas….”

hanya itu yg keluar dari mulut wanita berjilbab seraya memeluk hati si pria
“ashaduallahilahaillawlah was aduanna muhammadarrasulullah”

hanya itu yg keluar dari mulut si pria dan iya memejamkan matanya untuk selama-lamanya di iringi tetesan air mata wanita berjilbab putih tersebut yg sedang memangku kepala si pria di pahanya.
Aku hanya bisa meneteskan air mata melihat kejadian yang sangat mengharukan tersebut, aku tak sanggup berkata apa-apa, dengan apa yang tlah ku lihat jangankan mengalaminya, mebayangkannya saja aku tidak pernah.
Cinta yang tulus, pengorbanan yang besar, keikhlasan untuk menerima. Semua itu aku dapatkan malam ini, dari pria itu dan juga wanita berhati mulia tersebut, dan kini ku sadar inilah cinta yang tulus itu.

Hati Dan Jilbab Putih (Part 1)

Matahari begitu menunjukkan kekuatannya siang itu, membakar aspal hitam yang terbentang panjang menghantarkan orang-orang dengan segala aktifitasnya.
Keringat pun membasahi kening-kening mereka yang berlalu lalang sebagai bukti kekuatan dari sang mentari yang tak bisa mereka hindari, angin yang berhembus pun tak dapat memberikan kesejukan pada kulit-kulit mereka yang terlihat memerah karna sengatan mentari, kini udara pun sudah menjadi satu dengan hawa panas yang diberikan mentari.

“Hemm…keadaan seperti ini akan lebih menyenangkan jika dapat berbaring di sebuah kasur dngn AC super dingin dan air es yg mengalir di tenggorokan”
khayalan ku kembali bermain di lamunanku

Mereka terus melangkah, orang-orang terus berjalan demi aktifitasnya, seakan ada suatu tjuan yang tidak bisa mereka tunda walau hanya untuk sekedar menghindari kulit mereka dari sengatan matahari.
Aku terus memperhatikan mereka yang berlalu lalang dengan langkah pastinya, hingga pandanganku berhenti pada sesosok pria dengan berbaju lusuh dengan sebuah benda di genggamannya yang aku tak tahu itu apa.

"maaf mbak,saya mau nanya ni neng" terdengar suara si pria menyapa seorang wanita
"ada apa ya mas" jawab si mbak tersenyum
"kira2 mbak tau gak siapa yg miliki hati ini"

tanya si Pria dengan tubuh berlumuran darah dari bagian dadanya,sambil menunjukkan sebuah HATI yg penuh dengan DARAH,

“heemm..kalau itu saya gak tau mas”jwb si wanita ceplos.
“kalau hati ini saya berikan ke mbak,mbak mau gak nerimanya” pinta si pria
“maaf ya mas, kalau hati yg seperti ini saya tdk butuh mas, soalnya lebih baik dari ini saya jg bisa mendapatkannya” 

jawab si wanita ketus dan berlalu dari hadapan si pria. sang Pria pun hanya bisa memandang kepergian sang wanita seraya berkata,

“hanya mencari kesempurnaan”“semoga kau mendapatkannya”
 
Rasa ingin tahu ku menjadi sangat besar dengan apa yang dia inginkan, dengan apa tujuannya, aku tlah melihat banyak orang beraktifitas hari ini untuk mencapai tujuan mereka, tapi pria ini sangat unik menurutku, dan aku ingin tahu apa yang akan terjadi pada dirinya

dengan langkah yakin aku pun mengikuti pria tersebut dari kejauhan hanya untuk menghilangkan rasa penasaranku kepada pria misterius tersebut.

Dengan tubuh berlumur darah dan tenaga yg ada pria pun kembali menyusuri jalan setapak demi setapak mualai dari teriknya matahari  yang tadi gagah membakar bumi berganti dengan gelapnya malam demi menemukan seorang wanita yg akan memiliki hati berlumur darah di tangannya.
Di gelap dan dinginnya malam si pria tersenyum didalam kelelahannya ketika menemui seorang wanita yg berparas manis.

“permisi mbak, saya memiliki sebuah hati di genggaman saya ini,dan saya hendak memberikannya kepada mbak, apa mbak bersedia menerimanya”
“untuk slalu mbak jaga dan mbak sayangi”
pinta si pria pada wanita tersebut

“maaf mas, saya tdk mngkin menghianati hati yg sudah saya miliki dan saya tdk mngkin menyandingkan hati mas dengan hati yg tlah menemani hati saya, itu tdk akna mungkin” 
jawab siwanita lembut

“saya jg tidak mungkin menerima hati mas kalau pada akhirtnya saya simpan di sebuah peti, karna tempat yg baik buat hati mas adalah disamping hati yg menyayanginya, maafin saya mas, saya tdk bisa”

jawab si wanita kembali dngn air mata berlinang dipipinya.
Kembali si pria harus menelan pahitnya kekecewaan untuk yg kedua kalinya,walau kali ini berbeda karena kekecewaan yg didapatnya karena demi kebahagiaan seseorang.

 “semoga kalian akan slalu bersama untuk selamanya” 

Doa si pria buat wanita yg tlah mampu menjaga hati yg tlah di percayakan padanya.
si pria pun melangkah dengan air mata berlinang di matanya, meninggalkan wanita tersebut,
 “mas” 
tiba2 wanita tersebut memanggilnya kembali
si pria berhenti dan membalikkan badannya tapi tetap membisu,dan hanya ada air mata yg berlinang.

“hati ini sangat suci, mas harus menjaganya sampai dia dimiliki sesorang” 
kata siwanita seraya membalut hati yg di genggam si pria dengan jilbab putihnya.

“jangan pernah tangisi takdir allah mas, simpan air mata kamu untuk hal yg lebih penting mas”
si wanita menghibur si pria seraya menghapus air mata yg berlinang di pipi si pria dengan jarinya.

“trima kasih” 
jawab si pria terisak dan berlalu dari hadapan si wanita.

si pria terus berjalan terus melangkah mencari sesuatu yg tak tahu di mana keberadaannya, siang,malam,pagi,sore,panas,hujan dia terus melangkah dengan sisa tenaga yg ada.
kekuatannya seakan berkurang,kakinya seakan tak mampu lagi menopang tubuhnya, tetapi dia masih terus berjalan,
hingga di malam yg dingin, hujan yg sangat lebat, petir yg sangat menggema seakan menunjukkan kekuatannya,
dengan tubuh yang basah kuyup dan darah yg terus mengalir si pria termenung di ujung jalan sambil memandangi hati berbalut jilbab putih yg di genggamnya.

“siapakah yg akan memiliki mu wahai hatiku”
“siapakah yg akan menyayangimu,menjagamu”
“aku sendiri tdk tahu, kapan dan siapa”
“haruskah aku menyerah,haruskah aku sudahi semua ini”
“haruskah aku mengubur semua ingin ku membahagiakanmu”

“maafkan aku wahai hati, karna tubuh ini tdk bisa memberikan kebahagiaan kpd mu”