Matahari begitu
menunjukkan kekuatannya siang itu, membakar aspal hitam yang terbentang panjang
menghantarkan orang-orang dengan segala aktifitasnya.
Keringat pun membasahi
kening-kening mereka yang berlalu lalang sebagai bukti kekuatan dari sang
mentari yang tak bisa mereka hindari, angin yang berhembus pun tak dapat
memberikan kesejukan pada kulit-kulit mereka yang terlihat memerah karna
sengatan mentari, kini udara pun sudah menjadi satu dengan hawa panas yang
diberikan mentari.
“Hemm…keadaan
seperti ini akan lebih menyenangkan jika dapat berbaring di sebuah kasur dngn
AC super dingin dan air es yg mengalir di tenggorokan”
khayalan ku
kembali bermain di lamunanku
Mereka terus melangkah,
orang-orang terus berjalan demi aktifitasnya, seakan ada suatu tjuan yang tidak
bisa mereka tunda walau hanya untuk sekedar menghindari kulit mereka dari
sengatan matahari.
Aku terus memperhatikan
mereka yang berlalu lalang dengan langkah pastinya, hingga pandanganku berhenti
pada sesosok pria dengan berbaju lusuh dengan sebuah benda di genggamannya yang
aku tak tahu itu apa.
"maaf
mbak,saya mau nanya ni neng" terdengar suara si pria menyapa seorang
wanita
"ada
apa ya mas" jawab si mbak tersenyum
"kira2
mbak tau gak siapa yg miliki hati ini"
tanya si Pria
dengan tubuh berlumuran darah dari bagian dadanya,sambil menunjukkan sebuah
HATI yg penuh dengan DARAH,
“heemm..kalau
itu saya gak tau mas”jwb si wanita ceplos.
“kalau hati
ini saya berikan ke mbak,mbak mau gak nerimanya” pinta si pria
“maaf ya
mas, kalau hati yg seperti ini saya tdk butuh mas, soalnya lebih baik dari ini
saya jg bisa mendapatkannya”
jawab si wanita ketus
dan berlalu dari hadapan si pria. sang Pria pun
hanya bisa memandang kepergian sang wanita seraya berkata,
“hanya
mencari kesempurnaan”“semoga kau mendapatkannya”
Rasa ingin tahu ku menjadi sangat besar dengan apa yang dia inginkan, dengan
apa tujuannya, aku tlah melihat banyak orang beraktifitas hari ini untuk
mencapai tujuan mereka, tapi pria ini sangat unik menurutku, dan aku ingin tahu
apa yang akan terjadi pada dirinya
dengan langkah yakin aku pun mengikuti pria tersebut dari kejauhan hanya untuk
menghilangkan rasa penasaranku kepada pria misterius tersebut.
Dengan tubuh
berlumur darah dan tenaga yg ada pria pun kembali menyusuri jalan setapak demi
setapak mualai dari teriknya matahari yang tadi gagah membakar bumi berganti dengan
gelapnya malam demi menemukan seorang wanita yg akan memiliki hati berlumur
darah di tangannya.
Di gelap
dan dinginnya malam si pria tersenyum didalam kelelahannya ketika menemui
seorang wanita yg berparas manis.
“permisi mbak, saya memiliki sebuah hati di genggaman saya ini,dan saya hendak
memberikannya kepada mbak, apa mbak bersedia menerimanya”
“untuk
slalu mbak jaga dan mbak sayangi”
pinta si pria
pada wanita tersebut
“maaf mas,
saya tdk mngkin menghianati hati yg sudah saya miliki dan saya tdk mngkin
menyandingkan hati mas dengan hati yg tlah menemani hati saya, itu tdk akna
mungkin”
jawab siwanita lembut
“saya jg
tidak mungkin menerima hati mas kalau pada akhirtnya saya simpan di sebuah
peti, karna tempat yg baik buat hati mas adalah disamping hati yg
menyayanginya, maafin saya mas, saya tdk bisa”
jawab si wanita
kembali dngn air mata berlinang dipipinya.
Kembali
si pria harus menelan pahitnya kekecewaan untuk yg kedua kalinya,walau kali ini
berbeda karena kekecewaan yg didapatnya karena demi kebahagiaan seseorang.
“semoga
kalian akan slalu bersama untuk selamanya”
Doa si pria buat wanita yg tlah
mampu menjaga hati yg tlah di percayakan padanya.
si pria
pun melangkah dengan air mata berlinang di matanya, meninggalkan wanita
tersebut,
“mas”
tiba2 wanita tersebut memanggilnya kembali
si pria
berhenti dan membalikkan badannya tapi tetap membisu,dan hanya ada air mata yg
berlinang.
“hati ini
sangat suci, mas harus menjaganya sampai dia dimiliki sesorang”
kata siwanita seraya membalut hati yg di genggam si pria dengan
jilbab putihnya.
“jangan
pernah tangisi takdir allah mas, simpan air mata kamu untuk hal yg lebih
penting mas”
si wanita menghibur si pria seraya
menghapus air mata yg berlinang di pipi si pria dengan jarinya.
“trima
kasih”
jawab si pria terisak dan berlalu dari
hadapan si wanita.
si pria
terus berjalan terus melangkah mencari sesuatu yg tak tahu di mana
keberadaannya, siang,malam,pagi,sore,panas,hujan dia terus melangkah dengan
sisa tenaga yg ada.
kekuatannya
seakan berkurang,kakinya seakan tak mampu lagi menopang tubuhnya, tetapi dia
masih terus berjalan,
hingga di malam
yg dingin, hujan yg sangat lebat, petir yg sangat menggema seakan menunjukkan
kekuatannya,
dengan tubuh
yang basah kuyup dan darah yg terus mengalir si pria termenung di ujung jalan
sambil memandangi hati berbalut jilbab putih yg di genggamnya.
“siapakah
yg akan memiliki mu wahai hatiku”
“siapakah
yg akan menyayangimu,menjagamu”
“aku
sendiri tdk tahu, kapan dan siapa”
“haruskah
aku menyerah,haruskah aku sudahi semua ini”
“haruskah
aku mengubur semua ingin ku membahagiakanmu”
“maafkan
aku wahai hati, karna tubuh ini tdk bisa memberikan kebahagiaan kpd mu”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar