Kegagalan itu telah
memberikan luka terdalam untuk diri mu, luka yang susah kamu hilangkan dari
diri mu bahkan kehidupan mu, setiap hari kamu harus hidup dengan bayangan kisah
kelam mu, kamu hidup dengan bayangan kisah pahit mu dan kamu hidup dengan semua
kenangan dan cerita lama mu.
Kamu pantas untuk
bahagia, kamu berhak untuk menikmati hidup mu kamu berhak hidup dengan semua
suka cita kamu bukan dengan bayangan kelam mu bayangan kisah lama mu yang
selalu merenggut kebahagiaan dan keindahan hidup yang telah kamu ciptakan,
seolah kamu kehilangan semua kesempatan itu walau sesungguhnya itu semua tidak
perlu terjadi.
Mungkin terkadang
benar di satu sisi kisah lalu kita adalah sesuatu yang seru dan mengasikkan
untuk dikenang dan dijadikan memori terindah dalam hidup kita setelahnya, namun
kisah apa yang harusnya kamu jadikan memori dalam hidup kamu, mungkin lebih
tepatnya kisah yang slalu membahagiankan kamu dan kisah yang bisa kamu jadikan
semangan untuk hidup kamu kedepannya.
Namun bagaimana jika
kisah itu adalah kisah yang menjatuhkan kamu atau kisah itu adalah kisah yang
membuatmu terbelenggu dalam satu keadaan, keadaan yang seharusnya kamu nikmati
dan kamu berbahagia karenanya kini harus kamu lewatkan semua itu hanya karena
kisah kelam kamu selama ini, “itu tidak
pantas” kamu harus berbahagia dan
kisah kelam mu tidak berhak untuk merenggut semua kebahagiaan mu di masa yang
akan datang.
“Bangkit,
bangun” tinggalkan
semua kisah kelam dan kisah pahit mu jika itu merenggut semua kebahagiaan mu di
masa sekarang ini atau dimasa yang akan datang, dan jalani hidup mu dengan
senyuman bersama semua kisah lalu mu yang dapat menguatkan mu dan menghebatkan
diri mu, tinggalkan semua kisah pahit yang menjatuhkan dan melemahkan mu, kamu
pantas bahagia, kamu pantas tersenyum.
Dan “cinta
mu” pantas mendapatkan tempat terbaik dari selumnya, cinta mu yang
tulus pantas mendapatkan cinta yang tulus jua, cinta tulus mu tidak pantas
bersama cinta yang tlah menyakiti mu, cinta yang tlah melemahkan mu selama ini,
cinta yang tlah melukai mu, karena “cinta mu pantas untuk bahagia”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar