Ulang tahun adalah satu hari
peringatan dimana kita dilahirkan yang setiap tahunnya pasti kita semua
merayakannya. Berbagai doa kita ucapkan ketika memperingati hari ulang tahun
itu, mulai dari panjang umur, murah rezeki, sehat selalu, tercapai cita-cita
sampai dengan cepat dapat jodoh, doa ini selalu kita di ada disetiap perayaan
hari ulang tahun kita baik kita sendiri yang mengucapkannya maupun dari
orang-orang yang mengucapkan selamat.
It’s
Oke, ini adalah satu kebiasaan yang secara turun temurun kita lakukan sejak
dahulu, dan bahkan tidak sedikit dari kita ketika berulang tahun menunggu
ucapan dari orang-orang terdekat kita, mulai dari kekasih, teman, sahabat,
rekan dan sebagainya, kebanyakan dari kita ketika merayakan hari ulang tahun
hanya berfikir berdoa untuk semua harapan-harapan kita, bahkan tidak sedikit
dari kita rela untuk begadang menunggu perubahan tanggal dan hari untuk
menyambut hari ulang tahun kita layaknya perayaan tahun baru, atau
mempersipakan segala sesuatu untuk bersenang-senang bersama teman, kekasih atau
yang lainnya
Dan itu tetap ok jika
harus dilakukan setiap tahunnya namun ada satu hal yang kita lupakan dan hampir
tidak ada yang melakukannya ketika memperingati atau merayakan hari ulang
tahun, “IBU” tidak sedikit dari kita melupakan kata ini ketika berulang tahun.
Sekarang kita lihat
pada saat tanggal 17 Agustus, tanggal tersebut adalah hari kemerdekaan Republik
Indonesia, “hari LAHIRnya bangsa Indonesia”. Ya hari itu adalah hari ulang
tahun bangsa Indonesia yang setiap tahunnya pasti kita semua merayakannya,
bahkan kita selalu mengadakan ucapara bendera. Sekilas memang tidak ada bedanya
dengan perayaan ulang tahun kita sendiri, namun ada satu hal yang tidak pernah
di lewatkan ketika Upacra Bendera “Mengheningkan Cipta” pembina
upacara akan slalu mengajak seluruh peserta upacara untuk mengheningkan cipta
guna mengenang semua “Jasa para Pahlawan” yang gugur di medan perang demi
mempersembahkan Kemerdekaan.
Sekarang kita kembali
ke topik awal “Hari Ulang Tahun Kita” hari dimana kita dilahirkan dari rahim
seorang ibu, hari dimana untuk pertama kalinya kita meneteskan air mata dan
menangis dengan sangat keras, hari dimana untuk pertama kalinya kita menghirup
udara segar di Bumi ini.
Pertanyaannya pernahkah
kita mengenang jasa “IBU” dihari ulang tahun kita yang telah rela dan ikhlas dalam
keadaan hidup dan mati saat Ia hendak melahirkan kita, yang tlah rela bersusah
payah menjaga kita didalam kandungan selama 9 bulan, yang senantiasa berdoa
untuk kesehatan dan keselamatan kita ketika nanti dilahirkan.
Pada hari itu kita
hanya sibuk dengan kesenangan kita, kita hanya sibuk dengan pacar dan
teman-teman kita, kita sibuk dengan hari ulang tahun kita bahkan kita slalu
berfikir “siapa orang pertama yang akan mengucapkan selamat kepada kita”
tapi kita tidak pernah berfikir untuk “menjadi orang pertama yang mengenang ulang
tahun kita sendiri” dengan mengucapkan “terima kasih kepada Ibu”
yang tlah melahirkan bahkan membesarkan kita.
Secara logika ketika
Ibu melahirkan kita, orang akan datang mengunjungi dan mengucapkan selamat atas
lahirnya kita dan itu diucapkan kepada ”IBU” kita bukan kepada “KITA”
dan kini seiring berubahnya waktu dan ketika sudah tidak ada lagi
orang-orang yang mengucapkan selamat kepada IBU pada hari lahirnya kita, kenapa
kita tidak menjadi pengganti mereka yang pernah ada, kenapa kita tidak
menyadari sebenarnya IBU lah yang jauh lebih pantas mendapatkan ucapan selamat
itu, yang pantas mendapatkan doa-doa itu, karena IBU lah yang tlah menciptakan
cerita, kisah dan sejarah pada hari itu yang kita kenang dengan “HARI
KELAHIRAN KITA/HARI ULANG TAHUN”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar